Orang-orang Kabut
Orang-orang kabut turun gemulai di daun-daun
Memamah daging bunglon sambil menghitung tahun
“Kini kami kabarkan tentang kematian angkasa,” ucapnya
Dengan segenggam petir di tangannya
Anak-anak hujan berlarian sepanjang jalan layang
Tergiring lunglai ke belantara beton-beton
Sungai-sungai terpelintir di kantong plastik
Dari bibir ranum menetes titik embun
Kini kutahu, ada garis biru di wajah para penipu
Tegak lurus menembus dunia para koboi
Mengepungku di kepurbaan abad silam
Orang-orang kabut memainkan sandi rumput
Dari matanya beterbangan burung-burung laut
Kucium Hari yang Seksi
Kaki siapa yang tertinggal dalam sejarah yang api ini
Teka-teki silang mengepung para pemain dadu
Wajah bocah yang di dada telah penuh dengan peta buta
Menghamburkan alamat-alamat tak bernama
Dalam tarian tanpa irama, kuselimuti tubuhku di udara
Sebab kecipak air di parit batinku telah diterjemahkan
sebagai gelombang
Maka lenguh suaraku mengalun tanpa darah
Dihisap beribu-ribu lintah
Hanya dari ketiak angin kunikmati wangi humus
Tanah leluhur
Dengan keheningan yang lelaki, kucium hari yang seksi
Gairahku menari di lembutnya mulut bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar